Berita  

Puluhan Rumah Warga Kelurahan Takari Terancam Ambruk, Pemerintah Jangan Diam

Ket. Foto: Kondisi Longsor Akibat Banjir Sungai Bokong yang Hampir Terjang Rumah Warga Kelurahan Takari.

Takari_Indonusra.com- Sekitar 50 Rumah milik Warga Kelurahan Takari, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang terancam ambruk, bahkan sudah 3 Rumah yang ambruk karena longsor akibat Banjir Sungai Takari (Bokong) beberapa hari lalu.

Vinsensius Nubatonis, Warga RT.07, Kelurahan Takari kepada media di kediamannya Senin (10/02) ketika di wawancarai mengatakan bahwa awal terjadinya longsor sejak bencana Seroja beberapa tahun lalu.

Namun saat itu longsor tidak terlalu mendekati tempat tinggalnya (Rumah). Tetapi dengan adanya hujan tiap tahun hingga Tahun ini hujan deras Berturut-turut akhirnya terkikis arus banjir sungai Takari yang mengakibatkan longsor dan kamar kecil dan dapur ambruk.

Dengan adanya kejadian seperti ini, Ia bersama beberapa warga sudah melaporkan ke Pemerintah kelurahan dan Kecamatan tetapi tidak ada tindak lanjut.

“Ini yang kita minta dan berharap sekali agar pemerintah jangan diam saja”, pungkasnya.

Masa Kepemimpinan Korinus Masneno Periode Lalu Tidak Ada Tanggapan.

Bahkan sejak kepemimpinan yang lama Bupati Kupang Korinus Masneno, Warga yang bertempat tinggal di bibir sungai Takari bersurat beberapa kali, dan saat itu pun juga Korinus Masneno pernah mengecek langsung ke lokasi namun tidak ada tanggapan atau di diamkan saja.

“Waktu itu pak Korinus turun, dan kita minta supaya kalau bisa ada normalisasi kali seperti pasang Bronjong atau tembok penahan. Tetapi sonde ada reaksi balik. Karena disini kalau banjir kota terima bersih, dari gunung juga kita kena, apa lagi dari kali lai, itu pun juga lebih parah lagi”, ujar

Dirinya berharap agar Pemerintah, baik itu Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten Kupang bisa memperhatikan keadaan rumah warga yang terdampak longsor.

Karena apa bila ada hujan susulan lagi maka rumah warga maupun gedung Sekolah Dasar (SD) Negeri Bokong 2 bisa hilang karena longsor.

Baca Juga  Warga Desa Manusak Keluhkan Rusaknya Sumur Bor Dikerjakan BWS-NT2

“Disini kalau banjir kita terima bersih, karena kalau dari gunung kita kena, dan kalai banjir kita juga terima”, ungkapnya.

Hiel Nenobais warga RT.02/RW.01 Kelurahan Takari, mengatakan hal yang sama. Ditambahkan, situasi rumah yang tergantung seperti ini setiap malam Ia bersama keluarganya Tidur tidak tenang.

“Ko ini kondisi seperti yang pak dong liat, kita tidur sonde tenang karena pikir sa banjir datang ulang lai na rumah dong hilang. Selain ini rumah kita mau tinggal di mana lagi, kalau bisa Pemerintah jangan diam”, ucapnya.

Supri Handoyo Warga RT.01, Kelurahan Takari mengatakan bahwa Dirinya sudah 25 Tahun berdomisili di Kabupaten Kupang yakni Kelurahan Takari, lahan tempatnya tinggalnya sudah mengantongi sertifikat.

Dirinya menguraikan bahwa dampak dari banjir yang mengakibatkan longsor ini karena semakin banyaknya perusahaan yang mengeruk material kali untuk tambang galian C.

“Ini dampaknya dari pengerukan tambang galian c, karena sejak tahun pertama saya tinggal disini tidak seperti ini. Sungai dia sempit dan tidak mudah longsor, tapi karena adanya itu banyak perusahaan yang banyak masuk disini untuk ambil keuntungan dari galian c makanya setiap tahun kalau hujan longsor kikis-kikis sampe disini”, bebernya.

Dirinya berharap agar Pemerintah bisa melihat kondisi yang ada sekarang. Jangan datang saat Pemilihan Umum, Pemilihan Legislatif, dan juga Pemilihan Kepala Daerah, tetapi stelah itu mulai menghilang.

“Su tau bahwa di kita kelurahan Takari terjadi bencana akibat longsor, tetapi sampai hari ini dari pemerintah satu pun yang datang. Kalau seperti ini kita mau mengadu kemana lagi”, bebernya.

Sementara Djefron Huki, Warga Kelurahan Takari menambahkan bahwa kondisi seperti ini sangatlah prihatin, dan yang lebih di sesalkannya lagi, Warga sudah menyampaikan ke Pemerintah Kabupaten Kupang namun tidak ada tanggapan.

Baca Juga  Yosep Fomeni Catut Nama Bupati Kupang Terpilih, Ini Tanggapan Jermias Mone

Seolah-olah ini bencana di diamkan saja.

Semua warga yang berdomisili di bibir sungai Takari ini jika di hitung dari RT. 01 ke RT. 07 kurang lebih sebanyak 50 Kepala Keluarga (KK).

“Ko kita su pernah bersurat sekitar lima kalau tapi tidak ada yang tanggapi itu surat, bahkan dulu pak Korinus Masneno pernah datang liat tapi habis liat pulang hilang terus sonde kembali”, tuturnya.

Hingga Berita di tayang, Informasi yang di himpun hari ini Selasa (11/02) sekitar (10:54) WIT, kamar kecil (WC) milik SD Negeri Bokong 2 ambruk akibat longsor. (Yuantin)

Penulis: Boy LoinatiEditor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *