Ket. Foto: Inilah Kondisi Sekolah dan Tempat Tinggal Para Guru Baik Itu di Kamar Kecil (WC) dan Rumah Darurat Beratap Seng dan Dinding Seng.
AmarasiBarat_Indonusra.com- Sungguh sangat memprihatinkan bagi para Generasi Emas Bangsa ini yang ingin mengeyam Ilmu Pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Pasalnya, 2 gedung Sekolah yakni, SD Negeri Tubuk dan SMP Negeri 4 Amarasi Barat yang berada pada satu kompleks yakni Kaneknutu, Dusun 5 Desa Toobaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, NTT sangat membutuhkan uluran tangan Pemerintah baik itu Pemerintah Kabupaten Kupang maupun Pemerintah Propinsi NTT.
Karena, kondisi kedua Sekolah tersebut sangat memprihatinkan. Jika ingin melihat dengan dekat Sekolah itu, harus berjalan kurang lebih 9-10 Km melewati terjalnya akses jalan yang rusak.
Namun, para Generasi penerus Daerah ini tidak ingin tertinggal untuk mendapatkan ilmu di bidang pendidikan. Walaupun kondisi akses jalan yang kurang mendukung, demi menjalankan tanggung jawab, para Guru-guru yang beralamat di Kota Kupang pun setiap hari harus mendatangi Sekolah itu untuk memberikan mata pelajaran bagi para Siswa/siswi.
Bahkan jika tidak ingin pulang, para Guru memilih untuk tinggal sementara walaupun bekas kamar kecil (WC) di fungsikan sebagai tempat tinggal, dan juga sebuah bangunan darurat berukuran 2,5 meter kali 4 meter beratap seng, dan dinding seng itu digunakan sementara bertahun-tahun untuk tinggal.
Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Amarasi Barat, Yefta Patikas kepada media ketika diwawancarai terkait Sabtu, 25-01-25 mengatakan bahwa beginilah kondisi sekolah yang sudah dilihat.
Sehingga pada kesempatan ini, Ia berterima kasih kepada Anggota DPRD Kabupaten Kupang, Dapil 4 yang sudah meluangkan waktu untuk melihat langsung kondisi Sekolah walaupun kondisi jalan cukup memprihatinkan.
“Ia ini memang menjadi realita di sekolah ini. Kami walaupun kondisi seperti ini tapi tetap menjalankan tanggung jawab kami demi para generasi emas kita. Padahal, sebelumnya kami sudah sampaikan ke pemerintah kabupaten Kupang, namun tidak di ada balasan”, jelasnya.
Pada waktu lalu, terjadinya angin kencang sehingga atap SMP tersebut terbongkar. Namun pihaknya bersama ketua komite membangun komunikasi dengan Orang Tua Siswa agar berseadaya untuk menutup kembali gedung tersebut sehingga Siswa-siswi bisa menjalankan proses KBM dengan baik.
“Memang dari kami SMP baru angin jadi seng dong terbongkar sehingga kami dengan ketua komite dan orang tua siswa swadaya untuk tutup kembali. Kami Guru SMP 10 Orang, sementara untuk siswa siswi 51 Orang”, bebernya.
Kepal sekolah SD Negeri Tubuk, Yokri Tiran mengakui akan keberadaan SD tersebut, bahkan Ia mengaku bahwa salah Seorang Ibu Guru, Marselina Abineno sudah 2 Tahun tinggal di kamar kecil (WC) bekas.
Namun adanya kekwatiran karena tembok WC bekas yang ditempatinya sudah retak, karena apa bila terjadinya hal yang tidak di inginkan.
Ia juga menguraikan, untuk Guru SD terdapat 4 Orang saja, sementara siswa sebanyak 72 orang yang terbagi di 6 ruang kelas. Ia mengaku bahwa masih kirang 2 Guru kelas.
Sehingga Dirinya berharap agar ke depan Pemerintah Kabupaten Kupang bisa memperhatikan nasib Para Guru dan Siswa-siswi di Sekolah tersebut.
Sementara Anggota DPRD Kabupaten Kupang Dapil 4, Partai Perindo, Salomil Arnius Buraen di Lokasi Sekolah tersebut mengatakan bahwa kondisi sekolah ini diketahui saat Ia mengadakan Reses di Kaneknutu, Desa Tunbaun pada Bulan Desember lalu.
Selain Sekolah, kondisi jalan, dan juga kebutuhan Air Bersih masih sangat minim.
“Kemarin karena saya dapat reses di sini dan saya mendapat Aspirasi dari masyarakat bahwa kondisi sekolah, jalan, dan juga kebutuhan air bersih sangat memprihatikan”, ujar Ari sapaan akrabnya.
Sehingga sebagai Wakil Rakyat ketika di pilih untuk memperjuangkan aspirasi Rakyat di Lembaga DPRD Kabupaten Kupang. Dirinya memastikan bahwa akan mendatangi sekolah ini untuk mendengar serta melihat langsung kondisi sekolah ini.
“Saya pastikan agar aspirasi mereka bisa terjawab, salah satu contoh terkait dengan Mes Guru, karena ada guru yang tinggal di kamar WC bekas. Ini sangat membutuhkan perjuangan yang serius. Apa lagi kondisi sekolah ini yang di mana beberapa waktu lalu seng terbongkar, kaca ruangan belajar picah, meja dan kursi hancur. Na ini merupakan masalah yang sangat fital”, urainya.
Karena anggaran yang ada untuk Pendidikan sangatlah banyak setiap Tahun. Maka itu, hal ini menjadi perhatian khusus baginya.
Dirinya membayangkan saja kalau selama ini ada Mes Guru atau Rumah Dinas, namun fakta yang ada tidak seperti yang dibayangkan.
Apa lagi tinggal di kamar kecil (WC) bekas, ini kan merupakan hal yang tidak etis. Hak-hak Guru atau kemanusiaan tidak ada sama sekali. Apa lagi Guru-guru dari luar.
Pemerintah harus memperhatikan secara detail. Karena Anak-anak kita ini merupakan Generasi Emas. Jadi berkaitan dengan semua pengeluhan para Guru-guru akan tetap di perjuangkan.
Ia meminta ke pihak sekolah agar membuatkan sebuah catatan yang disertakan dengan kerusakan 2 unit sekolah tersebut agar bisa ditindak lanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Kupang.
“Karena ini merupakan salah satu kesulitan untuk guru-guru juga sangat tinggi, dan juga siswa-siswi karena saat musim hujan terjadi banjir maka akses jalan juga terputus. Maka itu kbm tidak berjalan baik. Jadi berkaitan dengan ini akan tetapi kita perjuangkan ke depan”, tegas Politisi Partai Perindo tersebut. (Yuantin)