Kupang_IndoNusra.com- Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 07.35 pagi waktu Vatikan di kediamannya di Domus Sanctae Marthae adalah sebuah bangunan yang bersebelahan dengan Basilika Santo Petrus di Vatikan, yang dibangun selama masa pemerintahan Paus Yohanes Paulus II.
Seperti yang dilansir media ini dari detiknews, Paus Fransiskus meninggal dunia di usia 88 tahun, satu hari setelah kemunculannya di Saint Peter’s Square pada hari Minggu (20/4) waktu setempat saat Paskah kedua.
Instagram resmi vaticannews juga mengonfirmasi kabar ini lewat unggahannya, Vatican news mengunggah foto Paus dengan tulisan “Pope Francis, 1936-2025”.
Unggahan itu juga menjelaskan bahwa Paus Fransiskus meninggal di kediamannya. Unggahan ini tentu menjadi berita duka yang amat menyedihkan.
Sosok Paus Fransiskus yang sederhana penuh cinta dan kasih amat dicintai oleh Umatnya dari seluruh penjuru dunia. Dirangkum dari berbagai sumber, simak profilnya berikut ini.
Profil Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik sejak 2013, dikenal sebagai sosok sederhana dan dekat dengan umat. Pria kelahiran Argentina ini telah membawa banyak perubahan dalam Gereja Katolik, terutama dalam isu Kemanusiaan dan reformasi internal.
Nama Paus Fransiskus sempat ramai di media massa Indonesia saat kunjungannya ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Dalam kunjungan singkatnya, Bapa Suci ini berhasil mencontohkan keteladanan tentang kesederhanaan yang memukau banyak pihak. Simak profil Paus Fransiskus berikut ini.
Latar Belakang Pendidikan Paus Fransiskus.
Mengutip dari situs resmi Vatikan, Paus Fransiskus yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936. Ayahnya, Mario Bergoglio, bekerja sebagai akuntan di perusahaan kereta api.
Setelah menyelesaikan pendidikan sebagai teknisi kimia, Jorge Mario Bergoglio memutuskan untuk menempuh jalan imamat. Ia masuk Seminari Tinggi Keuskupan Villa Devoto, dan pada 11 Maret 1958, mulai menjalani masa novisiat dalam Serikat Yesus. Ia menuntaskan studi humaniora di Chili, lalu kembali ke Argentina pada tahun 1963 dan meraih gelar Sarjana Filsafat dari Colegio de San José di San Miguel.
Ia ditahbiskan menjadi imam pada 13 Desember 1969 oleh Uskup Agung Ramón José Castellano. Pendidikan lanjutannya ditempuh di Universitas Alcala de Henares, Spanyol, pada tahun 1970-1971. Pada 22 April 1973, Ia mengikrarkan kaul kekal dalam Serikat Yesus.
Pada 31 Juli 1973, ia diangkat menjadi Provinsial Serikat Yesus di Argentina. Selain itu, Ia juga aktif di bidang pendidikan, menjabat sebagai Rektor Colegio de San José dari tahun 1980 hingga 1986, serta menjadi pastor paroki di wilayah San Miguel. Pada Maret 1986, Ia berangkat ke Jerman untuk menyelesaikan tesis doktoralnya.
Karier Gerejawi Bergoglio berlanjut ketika Paus. Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai Uskup Tituler Auca dan Uskup Pembantu Buenos Aires pada 20 Mei 1992. Kemudian, dalam Konsistori pada 21 Februari 2001, Ia diangkat menjadi Kardinal dengan gelar San Roberto Bellarmino.
Saat diangkat menjadi Kardinal, beliau meminta umat untuk tidak datang ke Roma guna merayakan pengangkatannya. Ia lebih menganjurkan agar dana yang seharusnya digunakan untuk perjalanan tersebut di sambungkan kepada Orang-orang miskin.
Uskup Agung di Buenos Aires.
Pada 3 Juni 1997, Paus diangkat menjadi Uskup Agung Buenos Aires. Sebagai Uskup Agung, Bergoglio dikenal dengan gaya hidupnya yang sederhana dan dekat dengan umat. Ia menolak tinggal di kediaman resmi uskup dan lebih memilih tinggal di apartemen kecil.
Ia juga sering terlihat menggunakan transportasi umum dan berjalan kaki, sebuah cerminan dari komitmennya pada kesederhanaan dan solidaritas terhadap kaum miskin.
Selama memimpin Keuskupan Agung Buenos Aires, Bergoglio menaruh perhatian besar pada persoalan sosial, khususnya kemiskinan, ketidakadilan, dan marginalisasi.
Ia aktif turun langsung ke Lingkungan-lingkungan kumuh di kota Buenos Aires, melayani dan mendengarkan keluhan masyarakat kecil. Pendekatan ini memperkuat citranya sebagai sosok gembala yang mengutamakan pelayanan dan kepedulian.
Di tingkat Gereja, Ia juga dikenal sebagai pemimpin yang mengedepankan dialog dan reformasi. Ia mendorong penguatan Pastoral, pembinaan iman umat, serta keterlibatan aktif Gereja dalam Isu-isu sosial. Gaya kepemimpinannya yang tegas namun rendah hati membuatnya dihormati, tidak hanya oleh kalangan Katolik, tetapi juga oleh Masyarakat luas lintas Agama.
Bergoglio menjabat sebagai Uskup Agung Buenos.
Aires hingga terpilih sebagai Paus pada 13 Maret 2013. Pengalaman panjangnya dalam memimpin Keuskupan di ibu kota Argentina menjadi bekal penting dalam menjalankan peran barunya sebagai Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang membawa semangat reformasi dan belas kasih ke seluruh dunia.
Terpilih Menjadi Paus.
Paus Fransiskus terpilih menjadi Paus Gereja Katolik ke-266 pada hari kedua Konklaf Kepausan 2013 pada 13 Maret 2013. Ia adalah Imam Yesuit pertama dan orang Amerika Latin keturunan Italia pertama yang terpilih sebagai Paus. Ia menjadi Paus non-Eropa pertama dan orang dari Belahan Bumi Selatan pertama sejak Paus Gregorius III dari Suriah wafat tahun 741.
Terpilih pada usia 76 tahun, Paus dilaporkan sehat dan dokternya mengatakan jaringan paru-parunya yang hilang karena diangkat di masa mudanya, tidak mempengaruhi kesehatannya secara signifikan.
Sebagai Paus, sikapnya dikenal tidak seformal para pendahulunya. Nama kepausannya mengutip Santo Fransiskus dari Assisi sebagai orang miskin yang memberi semangat perdamaian.
Paus memilih tidak tinggal di kediaman resmi kepausan di Istana Apostolik, tetapi tetap tinggal di wisma Vatikan. Paus masih muncul di jendela Istana Apostolik untuk Doa Angelus setiap hari Minggu.
Merombak Hukum Vatikan.
Paus merombak hukum Gereja Katolik Roma dengan menyatakan secara eksplisit bahwa pelecehan seksual merupakan tindak kriminal. Perombakan ini adalah perubahan hukum terbesar Vatikan menyangkut tindak pidana dalam hampir 40 tahun terakhir.
Dalam aturan baru disebutkan bahwa pelecehan seksual, perawatan Anak di bawah umur untuk seks, memiliki pornografi Anak, dan menutupi pelecehan merupakan tindak pidana di bawah hukum Vatikan.
Kunjungannya ke Indonesia.
Kunjungan Paus ke Indonesia pada tahun 2024 adalah sebuah kunjungan kenegaraan dan pastoral yang dibuat Paus, dalam kapasitasnya sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia dan kepala negara Vatikan. Kunjungan Paus ke Indonesia menjadi kunjungan yang historis.
Mengingat kunjungan ini setelah sebelumnya terakhir kali seorang Paus melakukan kunjungan ke Indonesia ialah Paus Paulus VI pada 3-4 Desember 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 8-12 Oktober 1989. Selain bertemu pejabat tinggi Negara, Ia juga bertemu tokoh lintas Agama, dan memimpin misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Demikian detikers profil Paus Fransiskus, Petinggi Umat Katolik yang berpulang ke rumah Bapa hari ini. Ajaran dan teladannya senantiasa menjadi cahaya untuk Umat. Selamat jalan Bapak Paus Fransiskus. (Yuantin)