Kupang_IndoNusra.com- Penciuman Bendera Perang adalah bentuk penghormatan dan sumpah setia Prajurit kepada Negara, kepada Kesatuan, dan kepada Nilai–nilai luhur yang menjadi Roh perjuangan TNI.
Demikian diungkapkan Bupati Kupang, Yosef Lede, dalam sambutannya bersama Wakil Bupati Kupang, Aurum Titu Eki saat menghadiri acara Tradisi Penciuman Bendera Perang Bataliyon Infantri 743/PSY, dan Doa Bersama dalam rangka kesiapan pemberangkatan tugas 450 Anggota Yonif 743/PSY ke Puncak Jaya, Papua hari Kamis, (01/05).
Komandan Brigif 21/Komodo Andy Wibowo turun langsung menjadi Pembina Upacara pada acara sakral tersebut, dan Komandan Yonif 743/PSY, Hery Mujiono, bertugas sebagai Pemimpin Upacara.
Bupati Kupang dalam sambutannya mengatakan, acara Penciuman Bendera Perang adalah bentuk penghormatan dan sumpah setia prajurit kepada Negara, kepada kesatuan, dan kepada Nilai–nilai luhur yang menjadi roh perjuangan TNI.
Dibalik tradisi tersebut, ada semangat pengabdian, keberanian, dan keteguhan hati, untuk menjaga kedaulatan NKRI.
“Atas nama Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Kupang saya menyampaikan rasa bangga, haru, dan doa terbaik, untuk para prajurit yang akan mengemban amanah besar ini. Saya yakin Yonif 743/PSY adalah satuan yang tangguh, disiplin, dan professional yang terlatih secara fisik, mental, dan spiritual, untuk menghadapi berbagai tantangan di medan tugas”, ujar Yosef Lede.
Tugas di Daerah Puncak Jaya, Papua, yang diemban prajurit Yonif 743/PSY adalah tugas menjaga kehormatan Bangsa dan membawa nama baik Kabupaten Kupang dan NTT.
Karena itu para Prajurit harus melaksanakannya dengan semangat juang yang tinggi, penuh keyakinan, dan tetap menjaga Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI dalam setiap langkahnya.

“Kepada Keluarga yang ditinggalkan, saya sampaikan hormat dan terimakasih. Doa–doa yang kita panjatkan akan menjadi pelindung yang tak terlihat bagi para prajurit kita di medan tugas”, tutup Yosef Lede.
Andy Wibowo mengatakan, TNI sangat memberi apresiasi atas dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Kupang dalam acara pelepasan prajurit Yonif 743/PSY ke medan tugas tersebut.
Dirinya berharap para prajurit yang menjalankan tugas bisa meningkatkan kewaspadaan, kedisiplinan, dan keterbukaan pda budaya lokal, sehingga dapat menjalankannya dengan baik dan penuh tanggungjawab.
“Kalian adalah prajurit–prajurit terbaik. Di Puncak Jaya nanti kita tidak hanya bertugas secara militer, tetapi juga menjalankan fungsi kemanusiaan, karena itu cintai adat istiadat dan hormati masyarakat setempat”, tegas Andy Wibowo.
Andy Wibowo menambahkan, tugas prajurit Yonif 743/PSY di Puncak Jaya, Papua, nanti terbagi atas 2 bagian yaitu 40 % territorial dan 60 % tempur, sehingga meminta para prajurit mengutamakan pendekatan humanis dalam setiap interaksi dengan masyarakat.
Ia juga mengingatkan pentingnya kekuatan doa sebagai pondasi mental bagi setiap prajurit, agar siap dan kuat menjalankan setiap tugas yang diberikan.
Setelah acara Penciuman Bendara Perang oleh seluruh prajurit yang akan berangkat, dilanjutkan dengan doa bersama seluruh agama secara bergiliran oleh Masing–masing Pemimpin Agama yang hadir. (Prokopim Kab. Kupang/Yuantin)