Hukrim  

Kuat Dugaan, Sekdes Oeletsala Terlibat Dalam Bentrok di Pesta dan Aniaya Nato

Ket. Foto: Berita Acara Perdamaian di Polsek Kupang Tengah.
Ket. Foto: Berita Acara Perdamaian di Polsek Kupang Tengah.

KabupatenKupang_IndoNusra.com Di duga Kuat Sekertaris Desa (Sekdes) Oeletsala, Yanson Tasae terlibat di Dalam aksi Salin serang yang terjadi di Pesta Nikah tertanggal 29 Oktober di Rumah Lamber Skau, dan juga Sekdes menganiaya Natu di Desa Oeletsala, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT.

Berdasarkan informasi yang di peroleh dari Keluarga Korban, inisial IB warga Desa Toobaun kepada media ini di seputaran Amarasi Barat, Kamis (06/11) sekitar pukul (11:48) wita mengatakan bahwa awal mula kejadiannya Keluarganya mengikuti acara resepsi nikah di Desa Oeletsala, dan bentrok itu terjadi.

Yang resepsi, (TS) Anak Nona dari Lamber Skau pada tanggal 29 Oktober menikah dengan Yorim Skau yang juga sebagai Dusun, dan kejadiannya sekitar pukul (13:00) wita tepat hari Kamis 30 Oktober.

IB mengisahkan bahwa masalah itu bermula dari Ahas Tasae (Pelaku) salah warga Desa Oeletsala melempar Feki S, warga Desa Toobaun, Kecamatan Amarasi Barat dengan menggunakan piring yang masih berisi makanan.

Kemudian, Feki S menanyakan ke Ahas Tasae bahwa alasannya apa sehingga Ahas melempar Feki.

“Awalnya Ahas Tasae dari Desa Oeletsala lempar kita punya bapa dusun empat, Feki skau dengan posisi makanan di dalam piring, jadi bapa Feki bilang saya ada salah apa ko lempar saya”, ujar IB.

Lanjutnya, setelah itu Ahas Tasae bergegas untuk mematikan lampu dalam tenda suka cita itu. Saat lampu di matikan, As beralasan bahwa lampu di matikan untuk sambung ke lightning. Kemudian di tegur oleh Sekdes Oeletsala, sehingga Ahas keluar dari tenda dan menuju jalan raya.

Sebelumnya, si Ahas ini tidak ada masalah dengan Tinus (Korban). Tetapi Ahas ini mengambil batu dan melempar Tinus di kepala tanpa alasan.

Baca Juga  Kuat Dugaan Anggota DPRD Kabupaten Kupang Terjerat Hukum atas Kekerasan Seksual dan Intimidasi

Setelah sampai di jalan, Ahas melempar dengan batu ke dalam tenda. Namun dengan adanya kesalahpahaman, Tinus warga desa Toobaun pamit pulang. Lalu si Ahas melempar dengan menggunakan batu dan mengenai si Tinus.

“Na setelah itu, sekdes datang langsung pukul nato, kemudian nato sempat balas dan mengenai sekdes. Kemudian sekdes mencekik nato dan kondisi semakin memanas, akhirnya terjadi sebagian warga desa oeletsala lempar rumah. Saat lempar rumah, semua undangan dari desa Toobaun baik itu mulai dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak di suruh masuk ke dalam rumah tidak boleh keluar. Sampai teman-teman yang lain dari Toobaun masuk datang baru sekdes kasi lepas untuk pergi berobat ke puskesmas atau rumah sakit. Sekdes juga sempat sita hp. Ko Kaka waktu kejadian itu semua terekam vidio, tapi sekdes sita hp, namun rekaman tetap berjalan. Jadi semua itu ada di rekaman”, beber IB.

Ia menambahkan, dengan adanya kejadian itu Kepala Desa Oeletsala juga ada. Dan sekdes meminta undangan yang dari Desa Toobaun agar semua masuk dalam rumah, dan Nato (Korban) juga masuk dalam rumah.

Sekdes juga berkata bahwa nanti sekdes yang bertanggung jawab, Serta sepertinya Di duga Sekdes oeletsala yang pimpin keributan itu.

Setelah itu informasi menyebar ke Pihak Kepolisian dan polisi sampai di TKP sekitar pukul (07:00) wita tepatnya dengan tanggal hari Kamis (30/10). Dan Korban yang terluka di bawa ke RS untuk mendapatkan pelayanan secara medis.

Sementara pihak Polsek Kupang Tengah meminta agar semua baik itu keluarga Korban dan juga Sekertaris Desa agar menuju ke Polsek Kupang Tengah. Tiga di Polsek, adanya mediasi untuk menyelesaikan secara kekeluargaan, dan untuk biaya ganti rugi di RS Carolus Borromeus Kupang Sekdes Oeletsala yang ganti rugi sesuai surat pernyataan yang di buat.

Baca Juga  Adanya Kerugian Keuangan Negara, Jaksa Tahan 2 Tersangka Pembangunan Puskesmas Oesao

Namun hingga saat ini Sekdes Oeletsala belum ada tindak lanjut.

“Korban di jahit tujuh jahitan. Dan juga nato di jahit. Saya liat si Sekdes tidak mau ganti rugi. Karena sudah lama. Sehingga kita minta agar sekdes bisa bertanggung jawab, jangan lepas tangan. Karena berita acara perdamaian sudah di tarik kembali pada tanggal 01 November”, tuturnya.

Sementara Sekertaris Desa (Sekdes) Oeletsala, Yanson Tasae yang di wawancarai terkait oleh media ini Via Telphone WhatsApp hari Kamis, (06/11) pukul (13:15) wita membantah.

“Bukan saya yang pimpin masa. Memang saya pukul, tetapi saya pukul itu karena si nato ini pukul saya sehingga saya pukul balas. Kejadiannya waktu itu ada warga dari desa Toobaun yang berteriak bilang, ini kami tiga orang sa dari tofa. Dari situ saya mau cari itu orang dong tapi dong lari. Jadi bukan saya yang pimpin”, ujarnya.

Di tanyai pertanggungjawaban terkait, Dirinya mengaku bahwa sebenarnya Sekdes ingin bertanggung jawab namun adanya laporan baru dengan orang lain yang juga dari Desa Oeletsala sehingga dirinya belum bisa bertanggung jawab.

“Ko sekarang saya mau tanggungjawab, tetapi dong buat laporan baru lagi tetapi orang lain. Sehingga saya minta agar kalau memang ada laporan baru, nanti saya klarifikasi ke Polsek dulu baru nanti kita berikan pertangungjawaban”, pungkasnya. (Yuantin)

Penulis: Boy LoinatiEditor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *