KabupatenKupang_IndoNusra.com–Memasuki Usia yang Ke-60, dan sebentar lagi akan melepaskan jabatan pengabdiannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) kurang lebih Puluhan tahun, Kepala Bagian Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Kupang ungkapkan Keluh kesahnya sejak mengabdi di lingkup Pemerintahan Kabupaten Kupang.
“Awalnya saya, masuk dengan ijasah SMA, Kerja dengan SMA ini memang sangat sulit. Saat ini memang kita mengalami kesulitan namun dari itu kesulitan nanti kita dapatkan dampak baiknya”, ujarnya kepada media Kamis (02/10) siang di ruang kerjanya.
Namun, dengan berjalan waktu berkat motifasi dari para pemimpin yang lama sehingga Dirinya menyesuaikan ijasah dan sambil bersekolah untuk sesuai dengan kebutuhan golongan yakni 3 A.
Dari situlah Ia mulai berkuliah dan sambil bekerja di masa kepemimpinan Sekertaris Daerah Kabupaten Kupang, Dasilfa. Di masa kepemimpinan Dasilfa, Ia dimotivasi untuk banyak belajar dan sambil bekerja.
Dan datang kepemimpinan Bapak Sekda Kabupaten Kupang Juru Mana, Ia selalu terus-menerus di motivasi agar tekun belajar, dan juga sampai pada kepemimpinan sekda Kabupaten Kupang, Bapak Petrus (Per), selalu menganjurkan agar disiplin kerja, belajar dan juga disiplin waktu dan saling menghargai semua pimpinan.
“Sebelumnya itu, di masa pak juru mana, pegawai di didik agar lebih keras lagi. Karena beliau ajarkan kita untuk mendirikan. Dan saat itu pun saya golongan dua a, akhirnya naik ke golongan tiga a”, beber Okto akrab sapa.
Lanjutnya, pada saat itu Dirinya di mintai untuk mengurus bantuan beras bagi para ASN dan Ia di tugaskan untuk menjaga gudang beras. Semasa kerja waktu itu harus banyak rendah hati, bersabar, dan juga bisa mengendalikan diri. Karena posisi berhadapan dengan banyak Orang.
Oleh karena itu, Dirinya di latih untuk banyak bersabar dan sambil belajar di mana harus saling mengendalikan diri saat berhadapan dengan banyak Orang.
Dengan jabatan golongan 3 A, Ia menyesuaikan dengan pekerja yang di anut sebagai ASN hingga di masa kepemimpinan Bupati Kupang, Iwan Medah sambil sesuaikan diri dengan kerja hingga Ia naik golongan 3 B.
Posisi jabatan pertama yang dianutnya waktu itu sebagai Kepala Pengadaan Barang dan Jasa. Karena waktu itu masa kerja memang sangat sulit.
Sebagai Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (BPBJ) Kabupaten Kupang, proses lelang atau tender dikarang untuk bekerja sama dengan para rekanan atau pihak ketiga (Perusahaan). Harus sesuai dengan mekanisme yang ada.
Dengan golongan 3 B, datang masa kepemimpinan Ayub Titu Eki, Dirinya di pindahkan ke Amfoang, setelah di Amfoang, Ia di minta untuk kembali sebagai Kepala BPBJ. Berjalan waktu, Dirinya juga di minta sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas.
Dari Plt. Kepala Dinas, Ia di minta lagi menjabat sebagai Kepala Bagian Umum Setda kabupaten Kupang. Dari perpindahan jabatan, Ia mengaku bahwa pribadi ASN mulai di uji.
“Jadi waktu itu saya golongan tiga b tapi beliau kasi naik saya dan waktu itu saya jabat Plt. Kadis. Dari tiga b, saya Plt. Kepala Dinas enam bulan dan berjalan enam bulan lagi saya pindah di penyediaan barang dan jasa, dan itu sudah esalon 3 A. Lalu mau naik dua tahun saya pindah ke kabag umum lagi, Waktu itu kita pindah itu kita diuji”, tuturnya.
Setelah di Kabag Umum sejak tahun 2018, Ia mengikuti tes untuk mengisi kekosongan pada Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Kupang. Setelah sebagai Kepala Bappeda, dirinya di uji untuk menaikan PAD Kabupaten Kupang.
Sehingga saat itu, Yosef Lede sebagai Ketua DPRD Kabupaten Kupang. Dari situ dirinya bersama staf mendorong satu program dengan cara menaikan PAD yakni pembayaran secara on line. Cara pembayaran secara on line itu yang di pakai adalah SIP dan juga SIMDA yang di keluarkan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Pusat melalui BPK Perwakilan NTT.
Terobosan yang di pakai untuk menggenjot PAD Kabupaten Kupang. Waktu itu dengan sistem on line yang di pakai ini memang sangat sulit karena baru pertama kali di gunakan.
“Waktu itu sangat sulit karena waktu itu kita pakai SIP, dan SIMDA yang di keluarkan oleh BPK pusat melalui BPK perwakilan NTT. Jadi memang agak sulit. Pihaknya itu memang sangat sulit, dan saya bilang maunya kita lari saja. Tapi perlahan akhirnya bisa berjalan baik dan ada kenaikan pad”, ungkapnya.
Setelah menggunakan aplikasi on line tersebut, BPK Perwakilan NTT mulai lakukan pemeriksaan. Dengan adanya pemeriksaan oleh BPK, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang sangat berharap agar bisa meraih WTP.
Saat itu pun juga Pemkab Kupang mulai membentuk tim, tim yang di bentuk itu terdiri dari tim laporan keuangan, dan tim review tindak lanjut Aset. Dengan adanya pembentukan tim itu yang membuatnya untuk bekerja secara cepat.
“Akhirnya semua selesai, kami sudah memenuhi syarat, dan akhirnya pemerintah mendapat wtp. Karena sudah 15 tahun kita disclaimer. Dan mulai saat itu memang berhasil dan mulai sekarang kita mulai rancang lagi supaya ke depan laporan bisa selesai dengan baik dan juga bisa raih wtp lagi”, pungkas Okto Tahik.
Kunci Keberhasilan itu Adalah Rendah Hati.
Sehingga di masa sekarang yang memasuki usianya yang Ke- 60 Tahun, dirinya meminta kepada seluruh ASN Lingkup Pemerintah Kabupaten Kupang agar bekerja dengan dengan rendah hati, panjang sabar, dan saling mengasihi.
Sesulit apa pun pekerjaannya, selalu menghadapinya dengan senyum, dan juga tenang. Karena jika ingin menjadi Seorang kepala Dinas itu harus rendah hati.
Apa lagi di masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati, Bapak Yosef Lede dan Aurum Titu Eki ini ASN di ingatkan untuk Disiplin dan juga berkinerja akan mendapatkan hadiah.
Ditanyai selama menjabat apakah pernah berurusan dengan Hukum, Ia menambahkan bahwa sangat banyak saat berurusan dengan hukum.
Karena waktu sebagai Kepala BPBJ, mulai dari penawaran, apa bila satu pekerjaan sedikit bermasalah, pasti akan di panggil oleh pihak yang terkait.
Kalau berurusan dengan hukum memang banyak kerena itu tugas panitia itu mulai dari penawaran sampai pada pemenangan memang sangat sulit.
Karena kenapa harus dikatakan sulit, sulitnya adalah temuan sekitar Rp.2 miliar di tahun 2024, Dirinya bersama tim mengadakan rapat bersama agar meminta rekomendasi dari BPK Pusat untuk menggantikan kerugian keuangan Negara itu, dan akhirnya meraih WTP yang ketiga.
“Saya pesan kepada teman-teman asn, apa pun masalahnya harus rendah hati dan panjang sabar, karena pasti akan di tuai kebaikan”, ujar Plt. Bapenda Kabupaten Kupang itu. (Yuantin)












